Manajemen Piutang Pdf
Posted : admin On 21.09.2019Menurut pasal 1 ayat (1) UU mengartikan adanya dua pengertian mengenai apa itu piutang hal ini di karenakan dalam UU tersebut tidak menjelaskan secara spesifik maka dari itu menimbulkan munculnya dua pendapat di kalangan hakim pengadilan niaga dan mahkamah agung tentang pengertian utang. Pendapat pertama di artikan bahwa utang adalah sebagai kewajiban debitur untuk membayar sejumlah uang yang timbul dari perjanjian utang-piutang(perjanjian kredit) saja yaitu berupa utang pokok dan atau bunganya. Pendapat ini mendefinisikan utang dalam pengertiang luas. Utang menurut pendapat ini di artikan bukan saja kewajiban debitur untuk membayar sejumlah uang yang timbul dari perjanjian piutang saja, tetapi juga kewajiban debitur untuk membayar sejumlah uang yang timbul dari perjanjian (tindakan wanprestasi) atau undang-undang. Jadi berdasarkan pengertian yang luas dari utang, maka segala bentuk dari wanprestasi atau undang-undang terhadap suatu kontrak akan mendudukan pihak yang di rugikan oleh akiban wanprestasi tersebut sebagai kreditur dan pihak yang merugikan sebagai debitur. Salam perkara wataka, dimana Frederick Rachmat HS sebagai pemegang survey bond dari asuransi wataka, hakim berpendapat sesuai dengan utang dalam pengertian luas.
- Konsep piutang adalah tagihan kepada pelanggan atau pembeli, pada umumnya orang akan senang menjual tunai dari pada kredit, tetapi tekanan persaingan memaksa hampir.
- MANAJEMEN PIUTANG Pengertian Manajemen piutang Piutang adalah tagihan kepada pihak lain dimasa yang akan datang karena terjadinya transaksi dimasa lalu. Walaupun pada.
Piutang adalah tuntutan kepada pihak lain untuk memperoleh uang,barang, dan jasa tertentu (aktiva) pada masa yang akan datang sebagai akibat penyerahan barang atau jasayang di lakukan saat ini. Piutang akan menimbulkan aliran kas masuk dimasa yang akan datang. Piutang harus diklasifikasikan sevagai aktiva kini (current asset).
Management of Accounts Receivable. December 1997 Contents Preface Introduction The Accounts Receivable Process Re-Engineering Accounts Receivable.
Jika pengumpulan piutang di harapkan dapat di lakukan pada periode kurang dari satu tahun atau satu siklus oprasi, tergantung yang mana yang lebih lama.Piutang lain-lain di laporkan sebagai investasi, dan kategori dana atau aktiva lain-lain. Piutang dapat di klasifikasikan sevagai piutang dagang dan piutang non dagang. Piutang dagang yaitu pihak yang terjadi dari transaksi penjualan barang atau jasa secara kredit. Sedangkan piutang non dagang yaitu piutang yang terjadi selain dari transaksi penjualan kredit. Akbar (2004:199) menyatakan bahwa pengertian piutang meliputi semua hak atau klaim perusahaan pada organisasi lain untuk menerima sejumlah kas,barang,atau jasa dimasa yang akan datang sebagai akibat kejadian pada masa lalu. Menurut Warren Reeve dan Fess (2005:404) menyatakan bahwa yang dimaksud piutang adalah Piutang meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainya, termasuk individu, perusahaan atau organisasi lainnya.
Sedangkan menurut M.Munandar (2006:77) yang dimaksud piutang adalah tagihan perusahaan kepada pihak lain yang nantinya akan dimintakan pembayarannya bilamana telah sampai jatuh tempo. Piutang Usaha Menurut Soemarso (2002:338) piutang usaha adalah: Perusahaan mempunyai hak klaim terhadap seseorang atau perusahaan lain dengan adanya hak klaim ini perusahaan dapat menuntut pembayaran dalam bentuk uang atau penyerahan aktiva atau jasa lain kepada pihak dengan siapa ia berpiutang”.
Manajemen Piutang Rumah Sakit
Piutang usaha timbul dari penjualan secara kredit agar dapat menjual lebih banyak produk atau jasa kepada pelanggan. Transaksi paling umum yang menciptakan Piutang Usaha adalah penjualan barang dan jasa secara kredit. Piutang tersebut di catat dengan mendebit akun piutang usaha. Piutang Usaha semacam ini normalnya diperkirakan akan tertagih dalam periode waktu relatit pendek, seperti 30 atau 60 hari. Piutang usaha di klasifikasikan di neraca sebagai aktiva lancar. Piutang usaha adalah tagihan yang tidak didukung dengan janji tertulis yang hanya dilengkapi oleh surat jalan, faktur/tanda terima lainnya yang telah ditandatangani oleh debitur sehingga pernyataan telah menerima barang ada didalam surat – surat tersebut.
Selain itu pengertian piutang yang pada umumnya digolongkan dalam aktiva lancar yang berarti bahwa tagihan - tagihan pada pihak lain yang nantinya akan diminta pembayarannya dalam jangka waktu yang tidak lama (kurang dari satu tahun) yang biasanya digolongkan dalam piutang jangka pendek. Piutang usaha jangka pendek dapat dibagi atas dua yaitu. Piutang usaha/piutang terhadap langganan Piutang usaha/piutang terhadap langganan dalam perkiraan piutang usaha dicatat sebagai tagihan yang timbul dari penjualan barang atau jasa yang merupakan usaha perusahaan yang normal/kurang dari 1 tahun, disajikan dalam neraca sebagai aktiva lancar, tetapi apabila telah lebih dari jangka waktu 1 tahun maka akan dilaporkan sebagai aktiva tidak lancar. Jadi tagihan kepada langganan yang biasanya disebut piutang dagang adalah tuntutan keuangan terhadap pihak lain baik perorangan maupun organisasi - organisasi atau debitur - debitur lainnya. Besarnya investasi pada piutang yang muncul di perusahaan ditentukan oleh dua faktor. Pertama, adalah besarnya persentase penjualan kredit terhadap penjualan total. Kedua, adalah kebijakan penjualan kredit dan jangka waktu pengumpulan piutang (jangka waktu penagihan piutang).
Kebijakan ini dipengaruhi oleh jangka waktu penjualan kredit, kualitas pelanggan dan usaha pengumpulan piutang. Cepat lambatnya piutang dapat dikumpulkan juga dipengaruhi oleh kualitas pelanggan, baik kualitas kemampuan perusahaan pelanggan maupun kualitas karakter pelanggan itu sendiri. Penilaian kualitas pelanggan ini dimaksudkan untuk mengurangi risiko kemungkinan piutang tidak tertagih (bad debt) dan memperkecil biaya penagihan piutang.
Jika kualitas pelanggan menurun maka biaya penagihan akan meningkat. Informasi kualitas pelanggan ini dapat diperoleh dari laporan keuangan, operasi perusahaan, sejarah pengembalian kredit pelanggan, asosiasi pedagang, pesaing, referensi bank dsb. Salah satu cara untuk menilai kualitas pelanggan tersebut adalah dengan menggunakan penilaian kredit (credit scoring).
Perusahaan yang memiliki banyak pelanggan sering kali menggunakan cara-cara statistik untuk menentukan kualitas pelanggan dengan memberi nilai (skor) tertentu pada pelanggan. Skor ini akan menunjukkan kemungkinan seseorang pelanggan membayar hutangnya. Misalnya, skor 1 adalah bagi pelanggan yang memiliki kemungkinan hutangnya macet sebesar di bawah 10%, skor 2 kemungkinan macet sebesar 10% sampai 20%, skor 3 kemungkinan macet antara 20% sampai 30% dan seterusnya. Pelanggan-pelanggan tersebut dikelompokkan dalam skornya masing-masing, sehingga perusahaan akan mudah dalam memprediksi kemungkinan piutangnya macet. Prinsip pemberian kredit. Untuk menilai pelanggan dapat juga digunakan sistem 5 K atau 5 C yaitu Karakter (Character), Kapasitas (Capacity), Kapital (Capital), Kolateral atau jaminan (Collateral), dan Kondisi (Condition).
Penilaian karakter pelanggan ditujukan untuk melihat sejauh mana pelanggan akan memenuhi kewajiban kreditnya. Karakter merupakan data tentang kepribadian calon pelang-gan contohnya sifat pribadi, kebiasaannya, cara hidup keadaan dan latar belakang keluarga maupun hobinya.
Penilaian ini sangat tergantung pada moral pelanggan, kejujuran untuk memenuhi kewajibannya (willingness to pay) sebagai faktor terpenting dalam evaluasi kredit. Kapasitas pelanggan merupakan penilaian yang bersifat subyektif mengenai kemampuan membayar hutangnya. Kapasitas merupakan kemampuan calon pelanggan dalam mengelola usahanya yang dapat dilihat dari pengalaman mengelola usaha (business record)-nya, sejarah perusahaan yang pernah dikelola, tingkat pendidikannya. Kemampuan ini dapat dianalisis dari laporan keuangan perusahaan pelanggan yang bersangkutan.
Kapasitas merupakan ukuran dari ability to pay atau kemampuan dalam membayar. Penilaian kapital dan kolateral (agunan) perusahaan juga dapat dilihat dari laporan keuangannya. Dari laporan tersebut akan terlihat kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutangnya maupun aktiva yang digunakan sebagai jaminan. Kapital merupakan kondisi modal atau kekayaan yang dimiliki perusahaan yang dikelolanya dan nampak pada neraca, laporan rugi-laba, struktur modal dan berbagai rasio keuangan serta rasio profitabilitas seperti ROI dan ROE. Kolateral (agunan) merupakan jaminan yang mungkin bisa disita jika calon pelanggan benar-benar tidak bisa memenuhi kewajibannya. Penilaian yang terakhir mengenai kondisi ekonomi yang terkait dengan prospek usaha calon pelanggan. Kondisi ini sangat dipengaruhi oleh kondisi perekonomian pada umumnya yang pada akhirnya akan mempengaruhi keadaan pelanggan.
5) Kebijakan dalam Pengumpulan Piutang, ada perusahaan yang menerapkan kebijakan dalam pengumpulan piutang secara ketat dan ada yang longgar. Jika menerapkan kebijakan sangat ketat, maka jika ada pelanggan yang belum melunasi piutang saat jatuh tempo, tidak diberi kredit sampai dilunasinya piutang tersebut.
Jika menerapkan kebijakan longgar walaupun belum melunasi piutang saat jatuh tempo masih diberi kredit. Semakin ketat kebijakan pengumpulan piutang semakin kecil investasi pada piutang dan sebaliknya. Persahan “ A “ mulai tanggal 1 Januari 2010 menetapkan kebijakan kredit sebesar 20% dari penjualan total dengan jangka waktu pengembalian 10 hari. Apabila penjualan rata-rata per hari sebesar Rp.
100.000, maka besarnya penjualan kredit pada tanggal 1 Januari 2010 adalah sebesar Rp. Oleh karena itu, pada tanggal 1 Januari tersebut muncul piutang sebesar Rp. Piutang tersebut akan bertambah sebesar Rp. 20.000 setiap hari (asumsinya penjualan per hari tetap sebesar Rp.
100.000), Selama 10 hari, maka piutang kita menjadi 10 x Rp. Pada hari kesebelas (Tanggal 11 Januari 2001) piutang kita bertambah sebesar Rp. 20.000, namun ada pengembalian piutang sebesar Rp. 20.000 dari penjualan yang terjadi Tanggal 1 Januari 2001. Demikian juga pada Tanggal 12 Januari dan seterusnya, piutang kita bertambah Rp.
20.000, namun ada pelunasan piutang Rp. 20.000, sehingga piutang kita akan konstan sebesar Rp. Jika keadaan ini terus stabil, maka besarnya piutang juga stabil, yaitu sebesar penjualan kredit per hari x jangka waktu penagihan. Untuk contoh di atas, maka jumlah piutang adalah sebesar Rp. 20.000 x 10 = Rp. Bagaimana dengan biaya dan penghasilan yang muncul dengan kebijakan kredit? Untuk melangsungkan usaha perlu membeli persediaan.
Untuk membeli persediaan tersebut, memerlukan dana yang dapat diperoleh dari modal sendiri maupun pinjaman kepada bank atau suplier. Dana tersebut akan dibelikan persediaan, kemudian persediaan akan dijual dan menimbulkan piutang (yang dijual secara kredit), karena penjual menginginkan keuntungan maka harga jualnya akan lebih tinggi dari harga belinya. Jadi, jika harga pokok penjualan (terdiri dari harga beli ditambah biaya-biaya operasi yang lain) rata-rata per hari mencapai Rp. 100.000 dan kita menginginkan laba 25%, maka penjualannya menjadi 125% x Rp.
100.000 = Rp 125.000. Tingkat perputaran piutang dapat dicari dengan membagi jumlah penjualan kredit bersih (net credit sales) per tahun dengan rata-rata piutang (average receivables). Perputaran piutang tersebut dihitung dalam jangka waktu satu tahun.
Jika perputaran piutang sebanyak 5 kali, artinya bahwa dalam satu tahun piutang perusahaan tersebut berputar sebanyak 5 kali. Jika satu tahun dihitung 360 hari, maka hari rata-rata pengumpulan piutangnya adalah 360 hari: 5 kali = 72 hari untuk setiap kali perputaran. Tingkat perputaran piutang ini mempunyai efek terhadap besar kecilnya modal yang tertanam dalam piutang.
Semakin tinggi perputaran piutang berarti modal yang tertanam dalam investasi makin kecil, karena dana yang tertanam dalam piutang semakin cepat kembali sebagai kas masuk. Kas masuk ini selanjutnya digunakan lagi untuk membeli persediaan barang yang kemudian dijual lagi, demikian seterusnya. Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 48, pengelolaan dana pendidikan berdasarkan prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik. Prinsipprinsip dalam pengelolaan dana pendidikan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, penyelenggara dan satuan pendidikan yang didirikan oleh masyarakat terdiri atas prinsipprinsip umum dan prinsip-prinsip khusus. Prinsip-prinsip umum meliputi keadilan, efisiensi, transparansi dan akuntabilitas publik.
Keadilan berarti besarnya pendanaan pendidikan (Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan masyarakat) disesuaikan dengan kemampuan masing-masing. Efisiensi merupakan perbandingan antara masukan (input) dengan keluaran (output) atau antara daya (tenaga, pikiran, waktu, dan biaya) dengan hasil. Perbandingan tersebut dapat dilihat dari dua hal, yaitu: penggunaan waktu, tenaga, dan biaya; serta hasil ( outcomes). Transparansi berarti adanya keterbukaan dalam manajemen keuangan sekolah, yaitu keterbukaan sumber keuangan dan jumlahnya, rincian penggunaannya, dan pertanggungjawabannya harus jelas sehingga dapat memudahkan berbagai pihak yang berkepentingan untuk mengetahuinya. Akuntabilitas publik berarti penggunaan uang sekolah dapat dipertang-gungjawabkan sesuai dengan rencana sekolah yang ditetapkan. Ada tiga syarat utama agar dapat tercipta akuntabilitas publik, yaitu: (1) adanya transparansi dari penyelenggara pendidikan Jurnal Pendidikan Penabur - No.13/Tahun ke-8/Desember 2009 Implikasi Manajemen Keuangan Sekolah dalam hal masukan dan keikutsertaan mereka pada berbagai komponen sekolah; (2) adanya standar kinerja sekolah dalam hal pelaksanaan tugas, fungsi, dan wewenang; serta (3) adanya partisipasi untuk saling menciptakan suasana sekolah yang kondusif dalam bentuk pelayanan pendidikan dengan prosedur yang mudah, biaya yang murah, dan proses yang cepat.
Sedangkan prinsip-prinsip khusus meliputi efektivitas, kecukupan, dan keberlanjutan. Manajemen keuangan sekolah dapat dikatakan efektif apabila kepala sekolah dapat mengatur keuangan untuk membiayai aktivitas sekolah dalam rangka mencapai tujuan sekolah yang bersangkutan serta hasil kualitatifnya sesuai dengan rencana sekolah yang telah ditetapkan. Prinsip kecukupan berarti pendanaan pendidikan cukup untuk membiayai penyelenggaraan pendidikan yang memenuhi Standar Nasional Pendidikan. Prinsip keberlanjutan berarti pendanaan pendidikan dapat digunakan secara berkesinambungan untuk memberikan layanan pendidikan yang memenuhi Standar nasional pendidikan.
Peran dan fungsi manajemen keuangan sekolah adalah menyediakan berbagai informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, agar berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi pada suatu entitas pendidikan (Bastian, 2007). Berbagai informasi keuangan tersebut dapat digunakan oleh stakeholders sekolah dengan perannya masing-masing meliputi.
Pengertian Piutang Piutang adalah tagihan kepada pihak lain di masa yang akan datang karena terjadinya transaksi di masa lalu. Walaupun pada dasarnya semua perusahaan dagang/industri menginginkan penjualan cash, tetapi karena adanya keterbatasan daya beli masyarakat, atau alasan lainnya dilakukan penjualan secara kredit. Penjualan secara kredit akan dapat meningkatkan omset penjualan, akan tetapi memiliki resiko tertundanya penerimaan kas, sehingga membutuhkan investasi yang lebih besar. Selain itu dapat juga mengakibatkan kerugian karena menunggak atau bahkan tidak tertagih. Semakin lama piutang tertunggak akan semakin besar investasi yang dibutuhkan.
Kebijakan penagihan ( collection policy) adalah prosedur yang meliputi waktu dan cara-cara penagihan agar pelanggan membayar tepat waktu. Misalnya, perusahaan akan melakukan langkah-langkah penagihan: 1.
Menegur via telepon kepada pelanggan yang belum membayar pada satu hari setelah batas akhir penagihan. Menegur via surat kepada pelanggan yang belum membayar sesudah tujuh hari dari batas akhir penagihan. Menyerahkan tugas penagihan kepada penagih utang ( debt collector) dari luar perusahaan bagi perusahaan yang belum membayar pada satu bulan setelah batas akhir penagihan.
Contoh analisis pemantauan piutang. Misalnya, suatu perusahaan menetapkan batas waktu pembayaran piutang 30 hari. DSO rata-rata = 45% (20) + 50% (51) + 3% (80) + 2% (96) = 52 Hari. Hal itu berarti bahwa secara rata-rata pelanggan membayar kewajibannya pada bulan kedua dari batas waktu penagihan yang ditentukan. Pelanggan yang membayarnya hingga batas akhir penagihan hanya mencapai 45%. Sisanya (55%) justru tergolong pelanggan yang membayar melebihi batas waktu penagihan.
Analisis sederahana ini menunjukan bahwa pola penerimaan penagihan piutang dari pelanggan perusahaan kurang baik karena lebih dari separuhnya tergolong sebagai pelanggan yang tidak tepat waktu. Untuk memperbaiki kondisi tersebut, perusahaan perlu mengkaji ulang kebijakan kreditnya secara menyeluruh. Maxmind geoip install.